ERUPSI GUNUNG SEMERU

 ERUPSI GUNUNG SEMERU

Gunung Semeru meletus pada hari Selasa (01/12/2021 ) pukul 03.10 WIB. Awan panas menyembur sejauh 1,5 kilometer dan ketebalan hujan abu vulkanik mencapai 3 cm. Ratusan warga dari 3 desa di 3 kecamatan Lumajang mengungsi. Jumlah warga yang mengungsi dari Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipurodari sebanyak 550 jiwa. Terdapat 2 titik pengungsian yaitu pos pantau dan di Desa Supiturang. Pada pengungsian pos pantau ada penambahan sebanyak 300 jiwa dan sisannya ada di Desa Supiturang. Warga mulai mengungsi saat Gunung Semeru meletus sekitar pukul 03.00 WIB.

Bencana letusan tidak hanya berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan, melainkan warga yang mengungsi akibat rusaknya tempat tinggal akibat material vulkanik. Dari data terkini Pos Komando ( Posko ) tanggap darurat bencana dampak awan panas dan guguran gunung semeru pada hari Selasa ( 07/12/2021 ) pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya 24 jiwa. 

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik  berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik berjumlah 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik berjumlah 563 jiwa, Kecamatan Lumajang berjumlah 188 jiwa, Kecamatan Tempeh berjumlah 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko berjumlah 67 jiwa, dan Kecamatan Sukodono berjumlah 45 jiwa. Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa, dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.

Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah warga terdampak. Pihak pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan berjumlah 38 unit dan jembatan terputus ( Gladak Perak ) berjumlah 1 unit. Sementara itu, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55-125 detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Benacana Geologi ( PVMBG ) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50-210 detik. 

Terkait dengan rekomendasi PVMBG terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru sebagai berikut :

Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Kedua, masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELANTIKAN BEM FEB UNISS KENDAL

PKKMB UNISS KENDAL 2021/2022